Minggu, 14 Juni 2015

Pengertian Drama, Fungsi Drama, Karakteristik Drama, Klasifikasi Drama, Unsur Drama, dan Struktur Drama



PENGERTIAN DRAMA

Kata drama berasal dari bahasa Yunani “Draomai”. Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan akting dan perilaku (Jumriah Chang, 2006). Menurut Yahya Ganda (2006: 4) Drama adalah sebagai tontonan yang disajikan di gedung pertunjukkan dengan pemaparan lakon, dapat pula dikatakan sebagi adegan, permainan, gagasan yang mengandung bahan- bahan dramatik. Menurut Istilah lain untuk drama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut dengan istilah tonil. Tonil kemudian berkembang diganti dengan istilah sandiwara oleh P.K.G Mangkunegara VII. Sandiwara berasal dari kata dalam bahasa Jawa sandi dan wara. Sandi artinya rahasia, sedangkan wara (warah) artinya pengajaran. Maka istilah sandiwara mengandung makna pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.
Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana  konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam sebuah pemenasan drama.


FUNGSI DRAMA
Seni drama hendaknya hanya dipergunakan sebagai tontonan hiburan belaka. Meskipun sebagai alat pencari uang hendaknya jangan meninggalkan nilai seninya. Seni drama yang hanya mengutamakan sebagai tontonan hiburan semata–mata dapat merendahkan  nilai seninya. Pengetahuan akan watak–watak manusia yang dapat kita petik dari drama sangat bermanfaat untuk menghargai dan mengerti watak–watak orang lain dalam masyarakat. Disamping itu, dapat memperkaya dan memperkokoh batin sendiri. Kekokohan batin amat diperlukan dalam pergaulan di masyarakat agar kita dapat menentukan sikap dan tindakan kita dan yang lebih penting dalam drama yaitu nilai – nilai pendidikan untuk mempertinggi sifat kemanusiaan.



KARAKTERISTIK DRAMA

Seni drama mempunyai karakteristik khusus, yaitu berdimensi sastra dan berdimensi seni pertunjukan. sebagai salah satu gender sastra drama dibangun dan dibentuk oleh unsur–unsur sebagaimana terlihat pada gender sastra lainnya, terutama fiksi secara umum. Fiksi terdapat unsur yang membentuk dan membangun dari dalam karya itu sendiri (intrinsic) dan unsur yang mempengaruhi penciptaan karya yang tentunya berasal dari luar karya (Ekstrinsik). Dengan demikian kapasitas drama sebagai karya sastra haruslah dipahami bahwa drama itu tidak hadir begitu saja. Sebagai karya kreatif kemunculannya disebabkan oleh banyak hal kreativitas pengarang dan unsur realitas yang objektif (kenyataan semesta) sebagai unsur ekstrinsik mempengaruhi penciptaan drama.    
           
Sedangkan dari dalam karya itu sendiri cerita dibentuk oleh unsur – unsur penokohan, alur, latar, konflik tema dan amanat serta aspek gaya bahasa. Drama dalam kapasitas sebagai seni pertunjukan hanya dibentuk dan dibangun oelh terlaksana dan terselenggaranya.


 KLASIFIKASI DRAMA

Menurut Waluyo (2001: 39) kalsifikasi drama didasarkan atas jenis stereotip dan tanggapan manusia terhadap hidup dan kehidupan. Seorang pengarang drama dapat menghadapi kehidupan ini dari sisi yang menggembirakan dan sebaliknya dapat juga dari sisi yang menyedihkan. Dapat juga seseorang memberikan variasi antara sedih dan gembira, mencampurkan dan sikap itu karena dalam kehidupan yang ril, manusia tidak selalu sedih dan tidak selalu gembira. Karya yang mampu memadukan dua sisi sikap hisup manusia itu dipandang merupakn karya yangblebih baik karena kenyataan hidup yang kita jumpai memang demikian adanya. Atas dasar itulah, maka drama dapat diklasisfikasikan menjadi 4 bagian yaitu :
1. Tragedi (Drama duka atau duka cerita)
2. Melodrama.
3. Komedi.
4. Dagelan (Farce).


 UNSUR – UNSUR DRAMA

Menurut WS. HAsanuddin (1996: 76) bahwa unsur – unsur drama sebagai seni sastra meliputi : Penokohan dan perwatakan, latar cerita, rangkaian cerita, tema cerita dan penggunaan gaya bahasa. Sedangkan Unsur – unsur drama sebagai seni pertunjukkan meliputi : komposisi pentas, tata busana (kostum), tata rias, pencahayaan dan tata suara. Unsur-unsur dalam drama sebagai seni sastra meliputi :
a.  Tema        : Gagasan/ide/dasar cerita,
b.  Alur          :Tahapan cerita yang bersambungan. Meliputi Pemaparan, 
                          
pertikaian  penggawatan, klimaks, peleraian. Dilihat dari cara    
                          
menyusun : alur  maju / lurus, alur mundur, alur sorot balik, alur  
                          
gabungan.
c.  Tokoh       : Pemain / orang yang berperan dalam cerita. Tokoh dibagi
                          menjadi tiga :
·         Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis
·         Tokoh dilihat dari perkembangan watak : tokoh  bulat dan tokoh datar.
·         Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama
(sentral) dan tokoh bawahan (sampingan).
d. Latar         : Bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian   
                             
ketika tokoh  mengalami peristiwa.
e.  Amanat    : Pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui
                             
tokoh dan  konflik dalam suatu cerita.
Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa, dan drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang dapat dilihat (bila dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh penonton, apabila dalam bentuk drama pementasan.


STRUKTUR DARMA
Drama merupakan sebuah karya yang memuat nilai artistik yang tinggi. Sebuah drama mengikuti struktur alur yang tertata. Struktur yang tertata akan membantu penonton menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur drama memuat babak, adegan, dialog, prolog dan epilog. Babak merupakan istilah lain dari episode. Setiap babak memuat satu keutuhan kisah kecil yang menjadi keseluruhan drama. Dengan kata lain, babak merupakan bagian dari naskah drama yang merangkum sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.
Adegan merupakan bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa. Perubahan peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau setting tempat dan waktu. Misalnya, dalam adegan pertama terdapat tokoh A sedang berbicara dengan tokoh B. Kemudian mereka berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan tokoh C, maka terdapat perubahan adegan di dalamnya. Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Dialog adalah bagian yang paling dominan dalam drama. Dialog adalah hal yang membedakan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain.
Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama. Prolog merupakan pengantar untuk masuk ke dalam sebuah drama. Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang akan dimainkan. Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama. Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat makna dan pesan dari drama yang dimainkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar