PENGERTIAN DRAMA
Kata
drama berasal dari bahasa Yunani “Draomai”. Drama adalah kesenian yang
melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan
akting dan perilaku (Jumriah Chang,
2006). Menurut Yahya Ganda (2006: 4) Drama adalah sebagai tontonan yang disajikan
di gedung pertunjukkan dengan pemaparan lakon, dapat pula dikatakan sebagi
adegan, permainan, gagasan yang mengandung bahan- bahan dramatik. Menurut Istilah lain
untuk drama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut dengan istilah tonil. Tonil kemudian berkembang
diganti dengan istilah sandiwara oleh P.K.G Mangkunegara
VII. Sandiwara
berasal dari kata dalam bahasa Jawa sandi dan wara. Sandi artinya rahasia, sedangkan wara (warah) artinya pengajaran. Maka
istilah sandiwara mengandung makna pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.
Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang
menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama
menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui
peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi
yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah
drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat
dinikmati oleh penonton. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan
aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam
sebuah pemenasan drama.
Seni
drama hendaknya hanya dipergunakan sebagai tontonan hiburan belaka. Meskipun
sebagai alat pencari uang hendaknya jangan meninggalkan nilai seninya. Seni drama yang hanya
mengutamakan sebagai
tontonan hiburan semata–mata dapat merendahkan nilai
seninya. Pengetahuan akan watak–watak manusia yang dapat kita petik dari drama
sangat bermanfaat untuk menghargai dan mengerti watak–watak orang lain dalam
masyarakat. Disamping itu, dapat memperkaya dan memperkokoh batin sendiri. Kekokohan batin amat diperlukan dalam
pergaulan di masyarakat agar kita dapat menentukan sikap dan tindakan kita dan
yang lebih penting dalam drama yaitu nilai – nilai pendidikan untuk
mempertinggi sifat kemanusiaan.
Seni
drama mempunyai karakteristik khusus, yaitu berdimensi sastra dan berdimensi
seni pertunjukan. sebagai salah satu gender sastra drama dibangun dan dibentuk
oleh unsur–unsur sebagaimana terlihat pada gender sastra lainnya, terutama
fiksi secara umum. Fiksi terdapat unsur yang membentuk dan membangun dari dalam
karya itu sendiri (intrinsic) dan unsur yang mempengaruhi penciptaan karya yang
tentunya berasal dari luar karya (Ekstrinsik). Dengan demikian kapasitas drama
sebagai karya sastra haruslah dipahami bahwa drama itu tidak hadir begitu saja. Sebagai karya kreatif
kemunculannya disebabkan oleh banyak hal
kreativitas pengarang dan unsur realitas yang objektif (kenyataan semesta)
sebagai unsur ekstrinsik mempengaruhi penciptaan drama.
Sedangkan dari dalam karya itu sendiri cerita dibentuk oleh unsur – unsur penokohan, alur, latar, konflik tema dan amanat serta aspek gaya bahasa. Drama dalam kapasitas sebagai seni pertunjukan hanya dibentuk dan dibangun oelh terlaksana dan terselenggaranya.
Sedangkan dari dalam karya itu sendiri cerita dibentuk oleh unsur – unsur penokohan, alur, latar, konflik tema dan amanat serta aspek gaya bahasa. Drama dalam kapasitas sebagai seni pertunjukan hanya dibentuk dan dibangun oelh terlaksana dan terselenggaranya.
KLASIFIKASI
DRAMA
Menurut
Waluyo (2001: 39) kalsifikasi
drama didasarkan atas jenis stereotip dan tanggapan manusia terhadap hidup dan
kehidupan. Seorang pengarang drama dapat menghadapi kehidupan ini dari sisi
yang menggembirakan dan sebaliknya dapat juga dari sisi yang menyedihkan. Dapat
juga seseorang memberikan variasi antara sedih dan gembira, mencampurkan dan
sikap itu karena dalam kehidupan yang ril, manusia tidak selalu sedih dan tidak
selalu gembira. Karya yang mampu memadukan dua sisi sikap hisup manusia itu
dipandang merupakn karya yangblebih baik karena kenyataan hidup yang kita jumpai
memang demikian adanya. Atas dasar itulah, maka drama dapat diklasisfikasikan
menjadi 4 bagian yaitu :
1.
Tragedi (Drama duka atau duka cerita)
2.
Melodrama.
3.
Komedi.
4.
Dagelan (Farce).
UNSUR – UNSUR DRAMA
Menurut
WS. HAsanuddin (1996: 76) bahwa unsur – unsur drama sebagai seni sastra
meliputi : Penokohan dan perwatakan, latar cerita, rangkaian cerita, tema
cerita dan penggunaan gaya bahasa. Sedangkan Unsur – unsur drama sebagai seni
pertunjukkan meliputi :
komposisi pentas, tata busana
(kostum), tata rias, pencahayaan dan tata suara. Unsur-unsur
dalam drama sebagai seni sastra meliputi :
a. Tema : Gagasan/ide/dasar
cerita,
b. Alur :Tahapan cerita yang bersambungan. Meliputi
Pemaparan,
pertikaian penggawatan, klimaks, peleraian. Dilihat dari cara
menyusun : alur maju / lurus, alur mundur, alur sorot balik, alur
gabungan.
pertikaian penggawatan, klimaks, peleraian. Dilihat dari cara
menyusun : alur maju / lurus, alur mundur, alur sorot balik, alur
gabungan.
c. Tokoh : Pemain / orang yang berperan dalam cerita. Tokoh dibagi
menjadi tiga :
menjadi tiga :
·
Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan
tritagonis
·
Tokoh dilihat dari perkembangan watak : tokoh bulat dan tokoh datar.
·
Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama
(sentral) dan tokoh bawahan (sampingan).
(sentral) dan tokoh bawahan (sampingan).
d. Latar : Bagian
dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian
ketika tokoh mengalami peristiwa.
ketika tokoh mengalami peristiwa.
e. Amanat : Pesan
atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui
tokoh dan konflik dalam suatu cerita.
tokoh dan konflik dalam suatu cerita.
Hal
mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa, dan drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh
yang dapat dilihat (bila dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh
penonton, apabila dalam bentuk drama pementasan.
Drama merupakan sebuah karya yang memuat nilai artistik yang tinggi. Sebuah
drama mengikuti struktur alur yang
tertata. Struktur yang tertata akan membantu penonton menikmati sebuah drama
yang dipentaskan. Struktur drama memuat babak, adegan, dialog, prolog dan
epilog. Babak merupakan istilah lain dari episode. Setiap
babak memuat satu keutuhan kisah kecil yang menjadi keseluruhan drama. Dengan
kata lain, babak merupakan bagian dari naskah drama yang merangkum sebuah peristiwa
yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.
Adegan merupakan bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa.
Perubahan peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau setting tempat
dan waktu. Misalnya, dalam adegan pertama terdapat tokoh A sedang berbicara
dengan tokoh B. Kemudian mereka berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan
tokoh C, maka terdapat perubahan adegan di dalamnya. Dialog merupakan
bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh
yang lain. Dialog adalah bagian yang paling dominan dalam
drama. Dialog adalah hal yang membedakan antara drama dengan jenis karya sastra
yang lain.
Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama. Prolog merupakan pengantar untuk masuk
ke dalam sebuah drama. Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang akan
dimainkan. Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama.
Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat makna dan pesan dari drama
yang dimainkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar